iseng-iseng nulis aja, sambil ngisi malming kelabu -_- dari pada jadi jones (jomblo ngenes) yang nge-GALAU gak jelas mending jadi jomblo yang produktif. *Sebenarnya cerpen ini juga hasil dari nge-GALAU gak jelas juga sih. hehehe :D
cekidot! kejedot!!
-TAKDIR-
Lagu rindu ini kuciptakan,
Hanya untuk bidadari kecilku,
Tercipta walau hanya nada sederhana.
Dendangan
lagu rindu dari kerispatih mengalun lembut dan menyatu bersama rintik
hujan di sore ini. Udara segar masuk menyentuh pikiranku dan merusaknya
dalam sekejap, sedetik berlalu dan ingatan masa lalu terulang bagai aku
baru saja mengalami semuanya.
***
>>Flashback
14
februari 2010, tanggal yang tak pernah aku lupakan. Saat dimana awal
kisahku dengan dia dimulai, saat dimana aku mulai mengenal apa itu kasih
sayang, bagaimana rasanya merindukan, seperti apa rasanya cemburu, dan
bagaimana perasaan kita yang harus menghadapi akhir dari sebuah kisah
cinta yang sedih.
Seorang yang aku impikan akan menjadi
pasanganku suatu saat nanti, saat ini sedang berdiri tepat di depanku,
di depan seluruh teman kelasku dan dengan gitarnya ia mulai bernyanyi.
If you’re not the one, then why does my soul feel glad today?
If you’re not the one, then why does my hand fit yours this way?
If you’re not mine, then why does your heart return my call?
If you’re not mine, would i have the strength to stand at all?
I never know what the future brings
But i know you’re here with me now
We’ll make it through and i hope
You are the one i share my life with
I don’t wanna run away but i can’t take it, i don’t understand
If i’m not made for you then why does my heart tell me that i am?
Is there anyway that i can stay in your arms?
If I don’t need you then why am I crying on my bed?
If I don’t need you then why does your name resound in my head?
If you’re not for me then why does this distance maim my life?
If you’re not for me then why do I dream of you as my wife?
I don’t know why you’re so far away
But I know that this much is true
We’ll make it through
And I hope you are the one I share my life with
And I wish that you could be the one I die with
And I pray in you’re the one I build my home with
I hope I love you all my life
I don’t want to run away but I can’t take it, I don’t understand
If I’m not made for you then why does my heart tell me that I am
Is there any way that I can stay in your arms?
‘Cause I miss you, body and soul so strong that it takes my breath away
And I breathe you into my heart and pray for the strength to stand today
‘Cause I love you, whether it’s wrong or right
And though I can’t be with you tonight
You know my heart is by your side
I don’t want to run away but I can’t take it, I don’t understand
If I’m not made for you then why does my heart tell me that I am
Is there any way that I could stay in your arms
Suara
indahnya memenuhi seisi ruangan kelas, pesonanya menarik perhatian
setiap orang, termasuk aku yang semakin jatuh dalam pesonanya.
Dia
berjalan mendekatiku dengan senyum manis terukir indah dibibirnya.
“Zen, maukah kau jadi pacarku?” satu kalimat yang membuatku seolah
sedang bermimpi menjadi orang yang paling beruntung di dunia. Bagaimana
tidak? Orang yang kau kagumi, orang yang kau impikan, berdiri di
depanmu, di hadapan banyak orang dan memintamu menjadi pacarnya dengan
cara yang sangat romantis menurutku. Sungguh saat ini aku hanya dapat
mengangguk dengan senyum yang terus merekah tanpa bisa ku hentikan lagi.
***
Kami
berpacaran hampir dua tahun, banyak yang telah kami lewati bersama.
Menurutku hubungan kami seperti pasangan lainnya, bertengkar karena
cemburu setelah itu baikkan, kami juga sering saling menyalahkan satu
sama lain tapi setelahnya kami saling memaafkan. Tak ada yang pernah
membuat kami benar-benar terpisah. hingga tepat pada 14 agustus 2011,
dia harus mengalami kecelakaan yang membuatnya harus duduk dikursi roda
karena kakinya yang tak bisa berfungsi lagi seperti semula.
Sungguh
ini merupakan cobaan terberat dalam hidupku, saat aku harus melihat dia
berpura-pura tegar dihadapanku karena cacat fisiknya. Dan entah angin
apa yang membuat kami bertengkar dengan hebat untuk pertama kalinya, dia
memintaku untuk meninggalkannya, untuk menjauh darinya yang katanya tak
pantas untukku. Aku ingin sekali memukulnya saat ini juga, aku ingin
berteriak di depannya, aku ingin sekali ia sadar bahwa aku tak
mencintainya karena fisik, tapi aku mencintainya karena tulus dari hati
dan dengan segala perasaanku. Tapi ia tak sedikitpun percaya padaku, aku
berpikir mungkin kami harus sama-sama menenangkan pikiran kami. Aku
keluar dari kamar rawatnya tanpa pamit, aku kembali ke rumah dan
menenangkan pikiranku.
Setelah seminggu aku tak
mengunjunginya di rumah sakit, aku bermaksud untuk menjenguknya dan
berharap ia bisa menerimaku dan kami bisa berbicara dengan pikiran yang
jernih. Tapi belum juga aku keluar rumah, ibuku telah menyerahkan
teleponnya padaku dan berkata bahwa ibu dari Rodhly pacarku ingin
berbicara.
Aku butuh waktu untuk mencerna perkataan ibu
Rodhly, perkataan ibunya terus berputar di kepalaku, dan setelah aku
sadar telepon yang aku genggam telah terjatuh, airmataku mengalir dengan
lancarnya, aku tak bisa mengekspresikan perasaanku saat ini, yang aku
tahu hanya satu hal. Aku benar-benar hancur.
Rodhly
telah kembali ke Rahmatullah nak, jam empat ini dia akan dikuburkan. Ibu
harap kau bisa menjenguknya untuk yang terakhir kalinya.
Aku
menangis di pelukan ibuku, perkataan ibu rodhly tadi masih saja terus
berputar seperti kaset rusak. Saat tangan hangat ibu mengelus lembut
rambutku, tangisku semakin pecah. Aku menyesal, harusnya aku tak
membutuhkan waktu seminggu untuk berpikir, harusnya aku bertahan saat
itu, harusnya aku tak meninggalkannya begitu saja. Aku terlalu egois,
aku terlalu keras kepala, menyesal sekarangpun sudah tak ada gunanya.
Aku
membenci takdir yang mempertemukan aku dengannya, aku membenci cara
takdir yang mengambilnya dariku, aku membenci diriku sendiri.
***
Sudah
seminggu sejak kepergian Rodhly, kini aku duduk di balkon kamarku,
memegang barang peninggalannya untukku. Barang ini diberikan oleh
adiknya saat aku ke pemakamannya seminggu yang lalu, tapi aku belum
membukanya karena hatiku masih belum sanggup menerima kenyataan.
Aku
mulai membuka isi kotak besar itu. Isinya boneka beruang dan sebuah
flash. Aku lebih tertarik dengan flashnya, aku masuk ke kamarku dan
membuka laptopku. Dengan boneka beruang tadi dipanggkuanku, aku mulai
membuka flash itu. Flash itu berisi sebuah folder foto kami berdua dan
sebuah video.
Di dalam video itu, dia tengah duduk di atas ranjang rumah sakit sambil memangku gitarnya. Dia mulai memainkan gitarnya.
Bintang malam katakan padanya
Aku ingin melukis sinarmu di hatinya
Embun pagi sampaikan padanya
Biar ku dekap erat waktu dingin
Membelenggunya
Tahukah engkau wahai langit
Aku ingin bertemu membelai wajahnya
Kan kupasang hiasan angkasa yang terindah
Hanya untuk dirinya
Lagu rindu ini kuciptakan
Hanya untuk bidadari hatiku tercinta
Walau hanya nada sederhana
Ijinkan ku ungkap segenap rasa dan kerinduan
“Zenhyta
Prayuni Sekar, maafkan aku untuk segala keegoisanku, segala ketidak
pengertianku dan untuk segala yang telah melukaimu. Aku mencintaimu
dengan segenap hatiku, aku hanya ingin menjagamu tapi tidak dengan
kondisi seperti ini. Kondisi ini benar-benar membuatku merasa tak
berarti, kau tahu? Aku benci melihatmu yang harus terus mendorongku
kesana-kemari, aku benci saat melihat kau terjatuh tapi aku tak bisa
membantumu untuk berdiri. Aku hanya ingin menjadi lebih berguna untukmu,
aku ingin membuatku pantas berada disampingmu. Yah, mungkin suatu saat
nanti.
Aku sungguh menyayangimu. Semoga setelah kau
melihat video ini, kau tak lagi menyalahkan dirimu atas apa yang telah
terjadi pada kita. Aku mencintaimu, sungguh sungguh sungguh mencintaimu
kasihku. Tersenyumlah, kau terlihat lebih manis saat tersenyum. I LOVE
YOU Zen.”
Rodhly benar-benar pria yang pandai, dia
pandai membuat perjumpaan yang manis dan romantis dan dia juga pandai
membuat salam perpisahan yang membuatku merasa bahagia sempat
memilikinya.
-THE END-
Kita tak bisa menyalahkan
takdir untuk segala perjumpaan dan perpisahan yang telah terjadi. Setiap
perjumpaan pasti berakhir pada perpisahan, kita tak pernah bisa menolak
sebuah perjumpaan dan tak pernah tahu kapan perpisahan akan terjadi.
Semua kembali pada diri kita masing-masing, bagaimana cara kita
menyikapinya. Saat kita berjumpa, saat itu juga kita harus siap untuk
berpisah. –---menurut saya -,-
Sumber gambar : http://melatik.blogspot.com/2012/06/titik-pertemuan-titik-perpisahan.html